Dilema
Tahun 2011, tahun dimana saya masuk universitas. Karena pelulusan
sekolah sebelumnya memakai tahun hijriah sebagai jadwal sekolah jadilah baru
resmi lulus pada bulan agustus dan saat itu semua pendaftaran dan ujian masuk
universitas negri sudah ditutup. Hanya ada satu pilihan yaitu bimbel dan ujian
masuk universitas negeri pada tahun depan. Setelah beberapa hari di rumah dan
sibuk mencari info tentang tempat bimbel yang bagus, saya mendapat kabar kalau
pemerintah setempat sedang menyediakan program beasiswa bagi 1000 putra/i
daerah di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Semarang dan ternyata
masih di buka untuk gelombang ketiga. Saya lulus di jurusan yang memang saya
harus penuhi kuotanya, waktu itu masih terdapat tiga jurusan: Kebidanan,
Informatika, dan Perencanaan Wilayah, sebenarnya saya sempat ragu karena
jurusan yang saya inginkan tidak ada dan akhirnya saya tetap memilih dan
pilihan saya jatuh ke jurusan Perencanaan Wilayah tanpa alasan tanpa tujuan.
Setelah syarat administrasi telah saya penuhi dan tanggal keberangkatan pun
sudah pasti, saya blog surfing tentang apa itu jurusan perencanaan
wilayah, saya baca tapi tetap tidak mengerti. Tidak ada gambaran sama sekali.
Semester 1&2
Sesuai pepatah, the beginning is always the hardest.
Permulaan itu selalu sulit. Mungkin tidak bagi setiap orang, tapi itu yang saya
rasakan. Saya serasa ingin pulang saja karena jurusan Teknik PWK (Perencanaan
Wilayah & Kota) itu terdapat mata kuliah menggambar di atas kertas kalkir
seperti arsitek. Mati! Saya sama sekali tidak bisa menggambar. Belum lagi mata
kuliah hitung-hitungan yang wajib di kuasai di fakultas Teknik yang sempat
bikin saya harus bimbel pas masa liburan. menyedihkan, memang. Pada semester 1
ini pun saya sulit berbaur karena hanya saya yang berlatar pendidikan
pesantren, saya merasa sangat sulit di terima dan walaupun pada akhirnya saya
tau kalau itu tidak benar . Singkatnya semester 1 ini saya di bilang cuek dan
kenyataannya pendapat itu sudah sering saya dengar dari dulu. Mellow L. Tapi usaha yang saya lakukan tidak
sia-sia, saya belajar keras dan berbuah hasil. Jadi intinya santri juga sangat
bisa kok kuliah di Teknik. Fighting!!!
Semester 3&4
Tahun pertama saya kuliah ternyata tidak ada apa-apanya di
bandingkan tahun kedua. Pada tahun kedua, kuliah praktek yang bernama studio
sudah di mulai. Mata Kuliah yang bernama STUDIO ini sifatnya berjenjang mulai
dari studio 1 hingga 3, di kerjakan secara berkelompok dan berkesan menghantui
selama satu semester. Dalam Teknik PWK STUDIO 1 berisi tentang identifikasi
potensi dan masalah Kecamatan, STUDIO 2 berisi tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kabupaten, dengan lingkup wilayah yang lebih luas,, tingkat ke-killer-an
studio ini pun turut meningkat . Dalam studio ini kita di latih untuk bekerja
dalam tim, melatih kesabaran, saling memahami antar anggota tim, dan yang
paling penting rajin konsultasi ke dosen pembimbing kelompok. Studio ini juga
menciptakan rasa kompetitif antar kelompok untuk menghasilkan produk laporan
paling bagus. Walaupun terkadang rasa kompetitif itu tidak muncul karena
berujung setidaknya produk ini selesai. Mungkin kami sudah lelah~~~~ Mata
kuliah studio yang tak kunjung selesai, mata kuliah lain yang tugasnya saling
bertumpuk minta di kerjakan dahulu, belum lagi harus membuat maket kelompok
seperti anak arsitek. Tahun kedua ini teman-teman sudah mulai kurus, berkantung
mata, tapi masih tetap gaul dan aktif jalan-jalan. Terima Kasih teman-teman :p
Semester 5&6
Tahun ketiga ini adalah tahunnya STUDIO 3 tentang Urban Design
yaitu perancangan skala kawasan. Lingkup wilayahnya lebih kecil di bandingkan
studio1 dan 2 tapi tingkat kedetailan ukuran serta kreatifiitas dan
inovasi kita sangat di tuntut untuk menyelesaikan masalah yang
timbul. Jika studio 1 dan 2 produknya menghasilkan Peta Kecamatan atau
Kabupaten. Maka Studio 3 ini menghasilkan rancangan 3D bangunan dan site plan
ato landscape apalah. Semester 5 dan 6 juga ini waktunya mengambil mata kuliah
pilihan atau mata kuliah konsentrasi perencanaan, pilihannya ada pariwisata,
perencanaan pedesaan, pengendalian tata ruang, perumahan permukiman dan
partisipatif. Selain itu kita juga sudah waktunya mengerjakan laporan Seminar
Proyek Akhir secara individu atau kolaborasi dua orang yang mengkaji
teroi-teori sebagai awal permulaan Tugas Akhir. Dilanjutkan dengan Kolokkium
yang membahas Metode Penelitian. Laporan-laporan yang lumayan menguras pikiran
ini pun juga di iringi dengan Mata Kuliah Kerja Praktek (Magang), KKN, dan
lagi-lagi membuat maket yang masuk dalam kuliah Perencanaan Tapak. Semuanya
kelihatan berat, tapi kalau ada kemauan, saling memahami teman dan rajin
sedikit saja pasti selesai. Semangat!!!.
Semester 7 dan Wisuda 69
Karena tidak sengaja sering mengambil satu atau dua mata kuliah
semester atas, mata kuliah pada semester 7 saya ini ternyata sudah habis dan
boleh untuk mengerjakan Tugas Akhir atau skripsi. Saya memulai mengerjakan
tugas akhir dengan 7 kali mengganti judul, di saat teman-teman sudah memasuki
bab 1 hingga 3 saya masih jalan di tempat. Tapi saya yakin I just have to give my all
and let God do the rest dan
BBBAAMMM~~~ saya lagi-lagi beruntung berkat doa Ibu. Ujian tugas akhir di
teknik PWK di bagi menjadi dua kali sidang, sidang pembahasan dan yang penutup
adalah sidang pendadaran. Jika di sidang pembahasan isi dari skripsi dibahas,
maka sidang pendadaran lebih ke karakter kita, ahlak, serta sejauh mana kita
sudah memperbaiki kekurangan tugas akhir kita yang di bahas pada sidang
pembahasan. Tidak sulit mengerjakan tugas akhir, kita hanya perlu setidaknya
menatap tugas akhir setiap hari, jika tidak sempat berpikir untuk menambah
materi atau isi, setidaknya kita membaca lagi apa yang sudah kita tulis. Tugas Akhir itu menyenangkan.
Setelah melalui dua sidang. Waktunya pengumuman kelulusan, saya di
nyatakan mengulang sidang pendadaran karena nilai masih kurang walaupun
akhirnya saya mengerti kalau ternyata dosen-dosen hanya memancing air mata dan
saya di suruh bernyanyi -_-“. Alhamdulillah tanggal wisuda pun di tetapkan 18
April 2015, dan proses administrasi untuk mengikuti upacara wisuda pun sangat
ribet yang kalau di kerjakan tidak ribet-ribet amat. Terima kasih pemerintah
Sulawesi Tenggara Bapak Gubernur Nur Alam, ayah-ibu-kakak-adik, dosen-dosen dan
teman-teman.
Ps: Saya jadi betah di dunia perencanaan wilayah dan kota karena
bertemu dan terinspirasi dari senior-senior hebat seperti om alfred, mba yan,
mas rizal, bang sandy, mba nana, utamanya Pak Andy. Kata mereka produk
perencanaan buah pikir kita itu adalah sebuah karya yang di kontribusikan untuk
Indonesia. Saat ini saya sedang belajar di dunia kerja, semoga saya bisa lebih
belajar lagi setelahnya.